Rusia telah mengumpulkan konsentrasi pasukan terbesar di perbatasannya dengan Ukraina sejak konflik timur Ukraina pertama kali meletus pada tahun 2014, situs web berita investigasi The Insider dilaporkan Rabu, mengutip analis militer.
Gerakan militer Rusia baru-baru ini dan peningkatan bentrokan antara pasukan Ukraina dan separatis pro-Rusia telah menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi dalam perang yang telah lama membara.
Militer Rusia telah mengerahkan senapan, artileri, dan pasukan udara serta kemungkinan unit tank di dekat Ukraina, menurut sekelompok blogger militer Rusia yang dikenal sebagai Tim Intelijen Konflik (CIT) yang dikutip oleh The Insider.
“Kami belum pernah melihat konsentrasi pasukan seperti itu sejak fase panas perang di Ukraina pada 2014-15,” kata CIT.
“Perpindahan kekuatan skala besar seperti itu dapat dijelaskan dengan latihan strategis (bukan lokal), tetapi manuver berikutnya hanya dijadwalkan pada bulan September,” tambahnya.
Menggunakan gerobak online dan layanan pelacakan kontainer GdeVagon, kelompok itu mengatakan mereka melacak pasukan Rusia, termasuk divisi serangan udara yang terlibat dalam konflik 2014, tiba di Krimea yang dicaplok dan wilayah perbatasan Voronezh.
Namun CIT mencatat bahwa mereka belum melihat tanda-tanda Rusia siap untuk invasi langsung ke Ukraina.
Ukraina pekan lalu dituduh Rusia dari ribuan personel militer di perbatasan utara dan timur serta di semenanjung Krimea.
Sekutu Barat Kiev telah bergegas untuk mempertahankannya dengan serangkaian pernyataan peringatan Rusia menentang mengambil tindakan lebih lanjut dan mencari penjelasan untuk penumpukan pasukannya.
Kremlin tidak membantah pergerakan pasukan tersebut tetapi bersikeras bahwa Moskow “tidak mengancam siapa pun.”
Laporan penumpukan Rusia mengikuti peningkatan dramatis dalam bentrokan di sepanjang garis depan dalam beberapa pekan terakhir, dengan Ukraina mengumumkan kematian baru tentaranya hampir setiap hari. Moskow dan Kiev saling menuduh berada di balik bentrokan baru itu.
Konflik di wilayah Donbass yang sebagian besar berbahasa Rusia meletus pada 2014 menyusul aneksasi Krimea oleh Moskow dan sejak itu menewaskan lebih dari 13.000 jiwa.
Kaum separatis secara luas dipandang memiliki RusiaDukungan politik dan militer, yang dibantah Moskow.
Pertempuran telah mereda sebelum pecahnya kekerasan terbaru, dengan gencatan senjata yang disepakati tahun lalu setelah bentrokan turun ke level terendah dalam beberapa tahun.
AFP berkontribusi melaporkan.
Diposting oleh : Lapak Judi