Amerika Serikat telah memberlakukan pembatasan visa pada penegak hukum Belarusia dan pejabat kehakiman yang dianggapnya bertanggung jawab atas tindakan keras baru terhadap aktivis dan jurnalis, Departemen Luar Negeri. diumumkan Kamis.
Departemen Luar Negeri mengutuk hukuman minggu ini terhadap dua jurnalis Belarusia karena meliput protes pemilu 2020, serta penggerebekan polisi terhadap puluhan jurnalis, aktivis hak asasi, dan rumah serta kantor anggota serikat pekerja.
Larangan visa baru menargetkan 43 pejabat tinggi Belarusia serta personel kelas atas yang melecehkan pengunjuk rasa dan menjatuhkan hukuman penjara, serta administrator akademik yang mengancam siswa untuk melakukan protes.
AS sekarang telah memberikan sanksi kepada lebih dari 100 warga Belarusia dan Rusia yang dianggap terlibat dalam mengekang media independen, menjalankan pemilu musim panas lalu yang memicu protes massa dan melakukan tindakan keras terhadap oposisi.
“Amerika Serikat terus mendukung upaya internasional untuk secara independen menyelidiki penyimpangan pemilu di Belarus, pelanggaran hak asasi manusia seputar pemilu, dan tindakan keras yang mengikutinya,Kata Departemen Luar Negeri.
“Kami mendukung orang-orang pemberani Belarusia dan mendukung hak mereka atas pemilihan yang bebas dan adil,“Tambahnya.
Beberapa pemimpin Barat telah menolak untuk mengakui hasil pemilu Agustus 2020, dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dan sekutunya.
Tetapi Lukashenko terus menerima dukungan Moskow dan Kremlin mengatakan Kamis bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengannya minggu depan.
Lukashenko kata Kamis bahwa Belarus dan Rusia “seharusnya tidak mempermasalahkan” sanksi Barat.
“Saya dari era Soviet dan saya akrab dengan perencanaan negara,” katanya seperti dikutip. “Kami dapat menghitung segalanya dan sepenuhnya memenuhi kebutuhan diri kami sendiri, kecuali beberapa hal.”
AFP berkontribusi melaporkan.
Diposting oleh : Lapak Judi